Richard Gross, seorang ahli geofisika pada Laboratorium Propulsi Mesin Jet NASA di California mengemukakan teori bahwa perpindahan sejumlah besar massa di pusat Bumi pada gempa mematikan hari Minggu 26 Desember 2004 lalu telah mempercepat perputaran Bumi sebanyak 3 microsecond dimana 1 microsecond adalah sepersejuta detik serta berpindah sebesar 1 inci atau 2.54 centimeter dari sumbunya.
Saat satu lempengan tektonik dibawah Samudra Hindia bergeser menjadi bertumpuk dengan lempengan lainnya, "lempeng ini memiliki kekuatan untuk memperkecil ukuran Bumi serta membuatnya berputar lebih kencang", kata Gross.
Gross mengatakan model ini mungkin terlalu kecil untuk dapat dideteksi oleh satelit pemosisi global (GPS) yang secara rutin mengamati perputaran Bumi karena pertambahan ini untuk jangka waktu lama tidak begitu signifikan.
"Rotasi tidaklah sama dari waktu ke waktu tetapi seenarnya Bumi makin melambat. Apabila ada perubahan kecil, para ilmuwan harus menambah "detik kabisat" di setiap akhir tahun, sesuatu yang tidak pernah dilakukan sebelumnya", kata Gross lagi.
"Para ilmuwan telah lama mengemukakan teori bahwa perubahan di permukaan Bumi seperti pasang air laut serta perpindahan air tanah dan cuaca dapat mempengaruhi perputaran Bumi tetapi mereka belum memiliki cara untuk mengukurnya", tambah Hiroo Kanamori seorang ahli seismologi dari Institut Teknologi California.
"Bahkan untuk peristiwa yang sangat besar, efeknya sangat kecil", kata Kanamori, "Sangat sulit untuk mengubah laju rotasi secara signifikan".
0 komentar: